Delapan model pembelajaran di PKBM Sekolah Ar Rahmah, yaitu:
Pembelajaran Berbasis Modul
Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Modul (Self-Paced Learning) menggunakan bahan ajar dalam bentuk modul yang dirancang agar warga belajar bisa belajar secara mandiri dengan atau tanpa bimbingan tutor.
Keunggulan:
Fleksibel, warga belajar bisa menyesuaikan waktu belajar.
Tidak bergantung pada kehadiran tutor.
Mendorong kemandirian dalam belajar.
Tantangan:
Tidak semua warga belajar memiliki motivasi tinggi untuk belajar mandiri.
Tidak semua materi mudah dipahami tanpa bimbingan.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Warga belajar diberikan modul tentang Statistika dan Peluang yang mencakup konsep, contoh soal, serta latihan. Mereka diminta menyelesaikan modul dalam satu minggu sebelum sesi diskusi dengan tutor.
Keunggulan:
Bisa belajar sesuai kecepatan masing-masing.
Warga belajar yang sudah paham bisa lanjut ke materi berikutnya.
Tantangan:
Jika ada konsep sulit, bisa jadi warga belajar kesulitan memahami sendiri tanpa bimbingan tutor.
Pembelajaran Tatap Muka
Metode Pembelajaran Tatap Muka dilakukan dengan pertemuan langsung antara tutor dan warga belajar, baik dalam kelas kecil maupun kelas besar.
Keunggulan:
Interaksi langsung membantu pemahaman yang lebih baik.
Tutor bisa memberikan umpan balik secara langsung.
Lebih efektif untuk materi yang membutuhkan diskusi atau praktik langsung.
Tantangan:
Keterbatasan waktu dan tempat bisa menjadi kendala.
Tidak semua warga belajar bisa hadir secara rutin karena kesibukan atau jarak.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Tutor mengajarkan konsep Limit dan Turunan secara langsung di kelas dengan menggunakan papan tulis dan latihan soal interaktif. Setelah menjelaskan konsepnya, tutor memberikan beberapa contoh dan meminta warga belajar mengerjakan soal latihan.
Keunggulan:
Bisa langsung bertanya jika ada yang tidak paham.
Tutor dapat menjelaskan dengan berbagai metode agar lebih mudah dipahami.
Tantangan:
Tidak semua warga belajar bisa hadir di kelas karena kesibukan kerja atau urusan keluarga.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) berfokus pada penyelesaian proyek sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Keunggulan:
Membantu warga belajar memahami konsep dengan praktik langsung.
Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Membantu meningkatkan kreativitas dan kerja sama tim.
Tantangan:
Memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan metode ceramah.
Butuh sumber daya tambahan untuk mendukung proyek.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Warga belajar diminta membuat proyek analisis statistik sederhana, misalnya melakukan survei terhadap kebiasaan belajar teman-temannya, lalu mengolah data dengan Mean, Median, dan Modus serta menampilkan hasilnya dalam bentuk grafik dan laporan.
Keunggulan:
Membantu memahami aplikasi matematika dalam kehidupan nyata.
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analisis data.
Tantangan:
Memerlukan bimbingan lebih banyak untuk warga belajar yang belum terbiasa dengan proyek berbasis data.
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dikaitkan dengan budaya, kebiasaan, dan potensi daerah setempat untuk lebih mudah dipahami oleh warga belajar.
Keunggulan:
Relevan dengan kehidupan warga belajar.
Membantu melestarikan budaya dan keterampilan lokal.
Meningkatkan keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan.
Tantangan:
Kurangnya bahan ajar yang sesuai dengan konteks lokal.
Membutuhkan tutor yang memahami budaya setempat.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Di daerah pertanian, warga belajar diajarkan konsep geometri dan pengukuran luas tanah menggunakan metode tradisional yang digunakan oleh petani setempat. Mereka menghitung luas sawah atau kebun dengan rumus matematika yang telah mereka pelajari.
Keunggulan:
Lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari warga belajar.
Membantu warga belajar memahami manfaat nyata dari matematika.
Tantangan:
Membutuhkan tutor yang memahami kearifan lokal dan bisa menghubungkannya dengan konsep matematika.
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Metode Pembelajaran Berbasis Teknologi (Blended Learning & Online Learning) memanfaatkan teknologi digital seperti WhatsApp, Google Classroom, dan Zoom untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
Keunggulan:
Fleksibel, warga belajar bisa mengakses materi kapan saja.
Mempermudah warga belajar yang memiliki keterbatasan waktu atau jarak.
Memungkinkan penggunaan media pembelajaran yang lebih variatif seperti video, kuis online, dll.
Tantangan:
Tidak semua warga belajar memiliki akses ke perangkat dan internet.
Tidak semua tutor terbiasa dengan teknologi.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Tutor menggunakan Google Classroom untuk membagikan materi dan soal tentang Matriks dan Transformasi Geometri. Siswa diminta menonton video penjelasan di YouTube sebelum pertemuan daring melalui Zoom untuk membahas soal-soal yang sulit.
Keunggulan:
Fleksibel, bisa belajar kapan saja.
Memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran online.
Tantangan:
Tidak semua warga belajar memiliki akses internet yang stabil.
Tidak semua warga belajar terbiasa menggunakan teknologi.
Pembelajaran Berbasis Keahlian
Pembelajaran Berbasis Keahlian (Life Skill Education) fokus pada keterampilan hidup yang dapat digunakan langsung untuk meningkatkan taraf hidup warga belajar.
Keunggulan:
Memberikan manfaat praktis bagi kehidupan warga belajar.
Dapat meningkatkan peluang kerja atau usaha mandiri.
Meningkatkan kemandirian ekonomi.
Tantangan:
Membutuhkan alat dan bahan untuk praktik yang bisa menjadi kendala bagi PKBM yang memiliki keterbatasan dana.
Perlu pengajar yang benar-benar ahli di bidangnya.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Warga belajar yang tertarik dengan wirausaha diajarkan cara menghitung harga pokok produksi dan keuntungan dalam bisnis kecil. Mereka diminta membuat perhitungan modal dan keuntungan dari usaha kecil seperti jualan makanan atau pakaian.
Keunggulan:
Sangat bermanfaat bagi warga belajar yang ingin berbisnis setelah lulus.
Mengajarkan matematika dengan konteks yang lebih nyata.
Tantangan:
Harus dikaitkan dengan bidang yang diminati warga belajar agar lebih relevan.
Pembelajaran Berbasis Tutor Sebaya
Pada metode Pembelajaran Berbasis Tutor Sebaya (Peer Teaching), Warga belajar yang lebih paham suatu materi membantu teman-temannya dalam belajar.
Keunggulan:
Meningkatkan rasa percaya diri warga belajar.
Mempererat hubungan sosial di antara warga belajar.
Memudahkan pemahaman karena diajarkan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
Tantangan:
Tidak semua warga belajar memiliki kemampuan mengajar.
Harus tetap ada bimbingan dari tutor utama.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Warga belajar yang lebih cepat memahami konsep Trigonometri diminta menjelaskan kepada teman-temannya dalam kelompok kecil. Tutor hanya bertindak sebagai fasilitator jika ada yang mengalami kesulitan.
Keunggulan:
Warga belajar lebih nyaman bertanya kepada teman sebaya.
Meningkatkan pemahaman melalui diskusi dan pengajaran ulang.
Tantangan:
Tidak semua warga belajar memiliki keterampilan mengajar.
Pembelajaran Kontekstual
Metdode Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL) menghubungkan materi pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar lebih mudah dipahami.
Keunggulan:
Materi lebih relevan dan mudah diingat.
Membantu warga belajar memahami manfaat langsung dari ilmu yang dipelajari.
Meningkatkan motivasi belajar karena terasa lebih bermakna.
Tantangan:
Memerlukan kreativitas tutor untuk mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Tidak semua materi bisa dengan mudah dikontekstualisasikan.
Contoh penerapan pada mata pelajaran matematika untuk kelas 12 (Paket C):
Untuk memahami logaritma dan eksponen, warga belajar diajak menghitung bunga bank dan pertumbuhan investasi. Tutor memberikan contoh nyata seperti perhitungan bunga deposito atau cicilan kredit.
Keunggulan:
Membantu warga belajar memahami manfaat matematika dalam kehidupan nyata.
Meningkatkan motivasi belajar karena terasa lebih relevan.
Tantangan:
Memerlukan contoh yang dekat dengan kehidupan warga belajar agar lebih mudah dipahami.
PKBM Sekolah Ar ahmah menggunakan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi warga belajar. Setiap model memiliki keunggulan dan tantangannya sendiri, sehingga PKBM sering mengombinasikan beberapa metode agar pembelajaran lebih efektif.
16 January 2021
Kegiatan Belajar dan Mengajar
Yusram, S.Pd., M.Pd